Charles Frederick Weigle lahir pada 20 November 1871 di Lafayette, Indiana, dan menjadi seorangpenulis lagu rohani setelah menempuh pendidikan di Cincinnati Conservatory of Music. Setelah istrinya meminta agar ia meninggalkan diri untuk mencari kehidupan yang lebih mewah dan kemudian meninggal tanpa sempat menyampaikan permohonannya, Weigle mengalami putus asa yang mendalam. Melalui pergumulannya, ia menciptakan lagu berjudul "Tak Seorang Lain Seperti Yesus" (PPK 65 B) yang berasal dari pengalaman pribadinya. Weigle menghabiskan 15 tahun terakhir hidupnya di Tennessee Temple Schools dan menulis lebih dari 1000 lagu rohani.
- Charles Frederick Weigle
- “Tak Seorang Lain Seperti Yesus”
- PPK 65 B
- Cincinnati Conservatory of Music
- Tennessee Temple Schools
- Lagu rohani
- Putus asa
- Lagu
- Charles Frederick Weigle lahir pada 20 November 1871 di Lafayette, Indiana.
- Ia menjadi seorangpenulis lagu rohani setelah menempuh pendidikan di Cincinnati Conservatory of Music.
- Ia menciptakan lagu berjudul “Tak Seorang Lain Seperti Yesus” (PPK 65 B) setelah istrinya meninggal.
- Ia menghabiskan 15 tahun terakhir hidupnya di Tennessee Temple Schools dan menulis lebih dari 1000 lagu rohani.
Menjadi penginjil keliling memang tidak menjanjikan sebuah kehidupan yang mewah. Namun itulah kehidupan yang dipilih Charles Frederick Weigle. Weigle lahir di LaFayette, Indiana tanggal 20 Nopember 1871. Setelah ia masuk di Cincinnati Conservatory of Music, Weigle menekuni karirnya di bidang penulisan lagu rohani dan khotbah.
Suatu malam, ketika ia baru pulang dari pelayanan firman, ia temukan sepucuk surat dari istrinya. Pesan itu berisi kalau sang istri membawa putri mereka yang masih kecil pergi meninggalkan Weigle untuk mencari kehidupan yang lebih mewah di sebuah kota yang jauh letaknya.
Beberapa waktu kemudian, ketika sang istri menjelang ajalnya, dia masih sempat meminta putri mereka untuk mencari Weigle dan meminta Weigle berdoa baginya. Akan tetapi, pesan itu terlambat sampai ke Weigle.
Weigle mengalami putus asa yang sangat dalam, bahkan sempat menimbang-nimbang untuk mengakhiri hidupnya. Akan tetapi, melalui pergumulannya itu, ia justru mengalami anugerah pemulihan dari Allah yang luar biasa.
Suatu hari, ketika ia duduk di depan pianonya, sambil merenungkan betapa besar kasih dan penyertaan Allah dalam masa-masa sulitnya, ia mulai memainkan tuts-tuts piano. Ia menggabungkan nada-nada menjadi paduan yang indah dengan syair lagu ciptaannya. Sebuah lagu tercipta. Lagu yang menenteramkan hati banyak orang yang tahu bagaimana pahitnya patah hati.
Kata-kata dalam lagu itu muncul dari dalam hati yang luka, patah semangat dan putus asa, yang merupakan lukisan kehidupan pengarangnya. Akan tetapi, dari hati yang hancur, Allah yang penuh anugerah memulihkan hidupnya. Lagu itu merupakan jaminan akan pemeliharaan Allah. Lagu itu kita pujikan dalam Kebaktian Umum pukul 09.00. Judul aslinya "No One Ever Cared for Me Like Jesus". Terjemahan bahasa Indonesianya ialah "Tak Seorang Lain Seperti Yesus" (PPK 65 B). Pengarang lagu itu menghabiskan 15 tahun sisa hidupnya di Tennessee Temple Schools di Chattanooga. Selama hidupnya ia menulis lagu rohani lebih dari 1000 lagu. Ia meninggal dunia tanggal 3 Desember 1966 di Chattanooga, Tennessee.
Dalam kehidupan ini, kita pasti mengalami putus asa, patah hati, dan kehilangan. Akan tetapi, melalui lagu ini biarlah kita diingatkan dan dikuatkan oleh kasih Allah. Allah kita adalah Allah yang peduli. Allah mau menyembuhkan, memulihkan hati kita, lebih dari yang dapat dilakukan orang lain kepada kita. Melalui lagu ini kita juga dipanggil untuk memberitakan anugerah Allah ini kepada mereka yang memerlukan.
Sumber:
- Henry Gariepy, Songs in the Night: Inspiring Stories behind 100 Hymns Born in Trial and Suffering, Grand Rapids: William B. Eedrmans Publishing Company, 1996, h. 124./
- http://www.cyberhymnal.org/bio/w/e/i/weigle_cf.htm