Skip to main content

“Aku yang mati” terjadi jika seseorang terlupakan, ditelantarkan, atau tidak diperhatikan tanpa merasa terluka. Kondisi ini juga terjadi jika kebaikan diceritakan sebagai kejelekan, keinginannya dicoret, atau nasehatnya tidak dihiraukan. Selain itu, “aku yang mati” muncul ketika seseorang menerima keadaan yang kacau, menerima hal yang tidak masuk akal dengan sabar seperti Yesus, bersukacita atas kemakmuran orang lain tanpa iri hati, tidak peduli untuk menyebut diri sendiri, dan menerima kritik dengan rendah hati.

  • Aku
  • Mati
  • Terlupakan
  • Tidak diperhatikan
  • Kritik
  • Teguran
  • Sabar
  • Iri hati
  • Seseorang merasa terlupakan atau tidak diperhatikan tanpa merasa terluka.
  • Seseorang menerima keadaan yang kacau atau tidak masuk akal dengan sabar.
  • Seseorang bersukacita atas kemakmuran orang lain tanpa iri hati.
  • Seseorang tidak peduli untuk menyebut diri sendiri dalam percakapan.
  • Seseorang menerima kritik dan teguran dari seseorang yang lebih rendah dari dirinya.

“AKU” YANG MATI
Send by Iskak Sugiyarto

? Kalau aku dilupakan, ditelantarkan atau dengan sengaja tidak diperhatikan, dan aku tidak merasa terluka atas penghinaan itu,
[Itulah “aku” yang mati]

? Kalau kebaikan diceritakan sebagai kejelekkan, keinginanku dicoret, nasehatku tidak dihiraukan; Kalau aku tidak mengizinkan amarah timbul dihatiku atau mencoba membela diri, tetapi menerima itu dengan sabar dan diam,
[Itulah “aku” yang mati]

? Kalau aku puas dengan makanan apa saja, dengan cuaca, lingkungan dan pakaian apa saja dan mengartikan sebagai kehendak Allah,
[Itulah “aku” yang mati]

? Kalau aku dengan sabar menahan keadaan yang kacau, yang tidak beraturan, atau menjengkelkan; kalau aku berhadapan muka dengan kesia-siaan, dengan hal-hal yang tidak masuk akal dan bertahan seperti apa yang Yesus lakukan,
[Itulah “aku” yang mati]

? Kalau aku melihat orang lain menjadi makmur dan dengan jujur aku bisa bersukacita tanpa iri hati, walaupun kebutuhanku tidak terpenuhi,
[Itulah “aku” yang mati]

? Kalau aku tidak peduli untuk menyebut diri sendiri dalam percakapan, tidak membuat catatan tentang perbuatan baikku dan tidak gatal telinga untuk mendengar pujian; apabila benar-benar aku menyukai untuk tetap tinggal tidak terkenal,
[Itulah “aku” yang mati]

? Kalau aku dapat menerima kritik dan teguran dari seseorang yang lebih rendah dari diriku dan dengan rendah hati menyerahkan diri untuk pembentukan luar-dalam tanpa pemberontakan dalam hatiku,
[Itulah “aku” yang mati]

Jenis Bahan