Login / Register    » RSS GEMA Feed

Sejarah Lagu Himne "Terpujilah Nama Yesus" (PPK 29)

admin's picture

Lagu himne "Terpujilah Nama Yesus" (PPK 29) yang akan kita nyanyikan dalam Kebaktian Umum sepanjang bulan September ini, terkenal sebagai "Lagu Kebangsaan"-nya umat Kristen. Lagu himne ini pertama kali muncul pada bulan Nopember 1779. Judul aslinya ialah "All Hail the Power of Jesus's Name" dan syairnya sudah diterjemahkan ke dalam banyak bahasa di mana pun kekristenan dikenal; dan di mana pun lagu ini dinyanyikan, lagu ini menceritakan satu kebutuhan rohani seorang manusia. Seorang penulis pernah mengatakan, "Selama orang Kristen ada di muka bumi, lagu ini akan terus dinyanyikan; dan akan dinyanyikan pula di sorga".

Edward Perronet, pengarang lagu ini, lahir pada tahun 1726, di Sunbridge, Kent, Inggris. Ia seorang keturunan Huguenot, Keluarga Perancis yang terkenal. Perronet mengungsi ke Swis kemudian ke Inggris karena terjadi penganiayaan pengikut agama di Perancis. Ayahnya, seorang pendeta di State Church of England, yang sangat bersimpati dengan gerakan evangelikal yang dipelopori oleh Wesleys dan George Whitefield. Perronet menjadi hamba Tuhan di Anglican Church. Akan tetapi, ia memutuskan untuk bergabung dengan Wesleys dalam gerakan evangelikalnya selama tahun 1740-1750. Edward Perronet meninggal pada tanggal 2 Januari 1792 di Canterbury, Kent, England. Ia dimakamkan di Canterbury Cathedral, Kent, England.

Terkait dengan lagu ini, ada banyak sekali catatan pengalaman menakjubkan yang dapat dibagikan. Satu dari pengalaman menakjubkan itu ialah pengalaman E. P. Scott, seorang perintis pelayanan misionaris di India. Suatu hari, Scott dicegat oleh sekelompok suku setempat yang menghunus tombak, siap menghabisinya. Sang misionaris terdorong mengambil biola dari tasnya lalu mulai memainkan biola sambil menyanyikan lagu ini. Ketika ia menyanyikan bait yang mengatakan, "S'gala bangsa di atas bumi, sujud dan berbakti, berbakti pada-Nya", ia terkejut ketika ia melihat tombak-tombak itu mulai diturunkan, kemudian orang-orang yang menghunus tombak itu mulai menangis. Scott menghabiskan seluruh sisa hidupnya guna memberitakan kasih Allah dan penebusan bagi orang-orang tersebut. Allah dengan kuasa pemeliharaan-Nya berkenan memakai satu lagu yang sederhana sebagai sarana untuk memperkenalkan serta memberitakan Injil Keselamatan kepada para penyembah berhala yang membutuhkan karya penebusan-Nya. "Terpujilah nama Yesus, b'rilah hormat, hormat kepada-Nya".

Sumber:

Submitted by admin on 29 August, 2006 - 14:22
 

Komentar