Login / Register    » RSS GEMA Feed

Hachiko A Dog’s Story

admin's picture

Ada alasan kenapa anjing disebut sebagai sahabat terbaik manusia. Saya jadi teringat pembicaraan saya dengan seorang teman saya beberapa tahun lampau. Ketika itu ia dikata-katai sebagai anjing, tetapi ia tidak marah. Saya yang bingung lantas bertanya kenapa demikian dan jawabnya adalah “Karena percaya atau tidak, terkadang anjing itu lebih hebat dibanding manusia. Anjing tidak pernah menikam kita dari belakang, dan ia selalu setia pada kita…”. Entah kenapa kata-kata itu terngiang di benakku ketika saya menonton film Hachiko.

Ketika Parker Wilson pulang dari kantornya pada suatu hari, ia menemukan seekor anak anjing liar. Si anak anjing itu sebenarnya dikirim dari sebuah kuil (mungkin Jepang?) ke Amerika, tetapi karena kesalahan jatuh di stasiun kereta api. Kasihan pada si anjing, Parker pun membawanya pulang ke rumah. Pada awalnya, istri Parker, Cate geram karena tidak suka ada peliharaan dalam rumah tangga mereka. Toh, hati Cate luluh melihat bagaimana Parker mencintai anjing itu. Kalung anjing yang ditulis berangka delapan akhirnya menjadi nama panggilannya: Hachi (angka delapan di kebudayaan timur diasosiasikan dengan nasib baik).

Hachi yang tumbuh makin besar makin terikat dengan Parker. Si anjing cerdas setiap pagi berangkat bersama sang majikan ke stasiun kereta api dan setiap sore hari tepat pada pukul lima menantikan majikannya pulang. Begitu seterusnya sampai suatu hari sebuah tragedi terjadi. Parker mendadak terkena serangan jantung di tempat kerjanya dan meninggal dunia. Ia tidak pernah bisa pulang lagi. Hachi yang tidak mengerti hal ini tetap menanti dengan setia di depan stasiun kereta api itu tiap jam 5 sore. Loyalitas dan kesetiaannya ini menyentuh hati setiap orang yang bekerja di stasiun tersebut.

Sedikit curhat pribadi; saya ini pecinta anjing. I’m more of a dog person than a cat person. Saya tidak pernah tahan melihat mata besar lugu nan sedih dari seekor anjing… Dan itulah sebabnya saya tidak pernah memelihara anjing setelah kematian anjing doberman saya beberapa tahun lampau. Kesedihan melihat anjing saya pergi itu adalah salah satu perasaan paling mendalam yang pernah kurasakan (yes, saya orang perasa). Oleh karena itu, saya sering menonton film mengenai anjing seperti Eight Below dan Marley and Me. Menurutku, keduanya adalah film yang bagus, tetapi tidak sampai menggetarkan hati saya sebagaimana yang dilakukan Hachiko. Saya ingat merasa terharu saat Paul Walker bertemu dengan anjing Siberian Huskeynya kembali, dan sempat menitikkan air mata ketika melihat Marley ‘pergi’. Tetapi Hachiko… saya akan jujur mengatakan kalau saya menangis dengan air mata berderai-derai, terutama pada perempat akhir film.

Awal dari film Hachiko sebenarnya plotnya berjalan dengan sangat pelan. Film ini selain memfokuskan hubungan antara Parker dan Hachiko juga memfokuskan hubungannya dengan keluarganya. Walaupun saya merasa Parker digambarkan agak terlalu sempurna di sini, ini membuat adegan kepergiannya menjadi efektif karena menghantam banyak orang (walau kita sudah tahu dari trailer bahwa ia pasti akan meninggal dunia). Hadir untuk menyempurnakan perasaan sedih itu adalah tiga anjing Akita yang berperan sebagai Hachiko. Saya belum pernah menonton karya sebelumnya dari sang sutradara Lasse Hallstrom (karya terbarunya adalah Dear John yang menjadi film penggeser Avatar dari tahta Box Office) tapi Hachiko membuat namanya masuk dalam radar pengamatanku. Kesigapan Lasse mengambil gambar dan perlakuan editingnyalah yang membuat film ini begitu menguras emosi di penghujungnya. Saya tidak ingin spoiler lebih banyak lagi, tetapi buat yang memiliki anjing, bersiap-siaplah dengan tissue kalian menjelang akhir film ini.

So my verdict is… Hachiko: A Dog’s Story tidak pernah dirilis di bioskop Amerika. Itu tidak berarti film ini memiliki kualitas yang buruk. Jauh dari itu. Ini adalah salah satu film terbaik yang menggambarkan hubungan anjing dengan majikannya. Sebuah film yang harus ditonton untuk setiap pecinta anjing.

Note: Film ini diangkat dari kisah nyata. Hachiko yang asli pernah hidup di Jepang pada era 30an. Begitu tersohornya kisah mengenai kesetiaannya sampai-sampai dibangun sebuah patung Hachiko di pintu kereta Shibuya (tempat Hachiko dulu menanti majikannya datang). Sampai saat ini Hachiko menjadi salah satu perlambang kesetiaan bagi orang Jepang.

Terkenalnya kisah ini, sehingga dibuatlah sebuah patung Hachiko oleh Teru Ando di depan kota Shibuya, Jepang pada tahun 1934. Namun, saat terjadi Perang Dunia II patung Hachiko dilebur untuk keperluan perang. Kemudian dibuatlah kembali patung Hachiko oleh Takeshi Ando yang merupakan anak dari Teru Ando pada tahun 1948.

Film ini amat sangat layak kita lihat. Ketika Anda melihat film ini, Anda akan mengerti seberapa dalam arti dari sebuah kesetiaan.

Setiap hal selalu mengingatkan kita kepada TUHAN. Kali ini kita bercermin dari Hachiko, seekor anjing yang selalu setia kepada tuannya. Lalu, apakah kita juga akan setia kepada TUAN kita???!! TUHAN memberikan apa yang kita butuhkan. Apakah kita akan membalas budi-NYA??

Penantian kita kepada TUHAN tak akan sia-sia. Karena TUHAN pasti akan menepati janji-NYA untuk kita.

Semoga bermanfaat... GOD Bless..

Submitted by admin on 30 August, 2010 - 15:57

Komentar